Rabu, 16 November 2011

Laila Sari Sering Gadaikan Barang untuk Bertahan Hidup

Berita Indonesia - Jakarta Seperti dikisahkan sebelumnya, kehidupan aktris senior Laila Sari kini amatlah memprihatinkan. Bahkan ia mengaku kerap menggadaikan barang miliknya demi bertahan hidup.

"Beginilah keadaan aku sekarang. Kadang nggak ada uang sama sekali. Kalau sudah kepepet begitu, terpaksa aku harus menggadaikan barang atau perhiasan yang ada," ujarnya saat berbincang dengan Detikhot di kediamannya, belum lama ini.

Perempuan kelahiran Padang Panjang 4 November 1935 itu mengaku kini masih harus menafkahi tujuh anggota keluarganya. Makanya, badannya pun kian hari semakin kurus lantaran memikirkan kondisi perekonomian keluarganya.

"Ya Allah, bagaimana? Ibarat kalau mengharapkan hujan turun dari langit, kapan turunnya untuk aku? Tapi belum juga. Ini malah makin gersang," ujarnya lirih.

"Coba bayangkan bagaimana perasaanku? Nggak bisa dibayangkanlah. Nggak bisa tidur, ngelamun aja. Makanya sekarang aku makin kurus, nggak bisa gemuk. Habis mikirin ekonomi setiap hari," sambung pemilik nama asli Nurlaila itu.

Saat ini, artis tiga zaman itu memang jarang mendapatkan pekerjaan untuk menyanyi, syuting film atau tampil di acara televisi. Sehingga ia kerap kali kebingungan dan harus memutar otak untuk mencari uang.

"Sekarang kalau ada uang, ya aku berusaha mengendalikan saja. kalau lagi nggak ada, kepepet, itulah aku seminggu nggak bisa tidur. Sekarang aku fair saja, persiapan uang pun sudah tinggal sedikit," katanya dengan nada lirih.

Di tengah keputusasaannya ia pun hanya mampu mengadu kepada Allah meminta pertolongan. "Kalau udah buntu aku hanya bisa berdoa sama Allah dan alhamdullilah selalu ada saja jalannya. Kalau kepepet buat beli beras untuk makan dan jajan anak-anak, masih ada saja orang yang percaya sama aku buat hutangan," jelasnya.

Bintang film 'Kembang Katjang' tahun 1950 itu mengatakan pemasukannya sekarang tak menentu. Untuk sekali tampil bernyanyi atau di daerah, ia mengaku biasa dibayar dengan kisaran nominal Rp. 30 juta hingga 50 juta.

Angka yang cukup besar bukan? Tapi sayangnya, uang sebanyak itu diakuinya biasanya hanya bertahan tak sampai seminggu untuk membiayai kebutuhan keluarganya dan melunasi berbagai tunggakan dan hutang.

"Uangnya besar, tapi kan jarang saya dapat kerjaan. Uang segitu pun nggak sampai seminggu. Buat bayar listrik, air, telepon, dan tunggakan. Kalau air itu saya pernah bayar sampai Rp. 9.990.000. Setahun setengah saya nggak bayar-bayar. Kalau orang lain mungkin udah diputus airnya," katanya.

Laila pun mengaku kehidupannya bisa terbantu karena masih ada orang-orang baik yang membantunya. Terkadang pun ada saja uang dikirim ke rumahnya tanpa ia tahu siapa pengirimnya.

"Aku bersyukur sama Allah, kadang ada yang suka membantu. Kadang ada dari ibu-ibu pejabat. Kadang juga aku nggak tahu siapa pengirimnya, ada yang sampai ke rumah. Pernah ada kiriman uang, sampai seminggu aku nggak berani pakai karena takut punya orang. Takut keliru," kisahnya.

Kini Laila mengaku hanya bisa pasrah dan terus berjuang menjalani kehidupan. Ia pun berharap semoga ajal tak datang menjemput sebelum keluarga yang jadi tanggungannya besar dan bisa hidup mandiri.

"Ya Allah, aku masih ada titipan darimu, aku harus mengurus anak-anak yatim ini dan semua. Semoga saja tidak terjadi apa-apa sebelum anak-anak ini besar. Mungkin ini cobaan hidup," tandasnya.